Dalam perjalanan penguatan kapasitas masyarakat sipil di Indonesia selama beberapa dekade, ditemui fakta bahwa upaya pengembangan ekonomi masyarakat, secara umum merupakan rantai akhir dari siklus pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh organisasi-organisasi masyarakat sipil maupun kelompok swadaya masyarakat di Indonesia.
Rantai akhir ini, sesungguhnya dapat juga dipandang sebagai rantai awal baru bagi siklus pemberdayaan masyarakat berikutnya yang lebih komprehensif. Disadari (kemudian) bahwa mendorong terbentuknya kesadaran kritis pada tingkat masyarakat dampingan tetap harus ditopang dengan upaya mendorong kemandirian dan keberdayaan ekonomi masyarakat itu sendiri.
Pelestarian sumber daya alam lokal harus disertai upaya penemuan, pengembangan dan pengelolaan sumber mata pencaharian alternatif masyarakat yang berbasis sumber daya lokal secara lestari dan berkelanjutan. Berbagai inisiasi penguatan ekonomi masyarakat telah muncul dalam beberapa tahun terakhir, terutama dipicu oleh perkembangan program-program donor dan juga didorong oleh kebutuhan kelompok masyarakat dampingan untuk dapat lebih mandiri di bidang ekonomi.
Pada saat yang sama, penguatan ekonomi masyarakat melalui kelembagaan ekonomi desa kini mendapatkan momentumnya. Penguatan ekonomi desa secara komunal dan kolektif hanya mungkin terjadi jika penguatan kelembagaan produksi masyarakat berbasis pemanfaatan sumber daya alam lokal berhasil dilakukan.
Berdasarkan pemahaman konteks di atas, Penabulu mengembangkan Koperasi Jasa Jaya Bersama, yang pada awalnya dibentuk untuk membangun ketahanan ekonomi internal anggota, mengembangkan modal sosial-ekonomi serta mendukung inisiatif usaha bersama, dengan menjadikan proses pembelajaran ini sebagai jembatan awal bagi pembentukan koperasi produksi skala nasional, yang pada waktunya nanti diharapkan mampu menaungi koperasi-koperasi produksi di tingkatan lokal di seluruh Indonesia.